Mungkin istilah coffee cupping sudah tidak asing lagi bagi para pecinta kopi, apalagi buat kamu home brewers. Banyak juga kafe yang mengadakan “public cupping” dari waktu ke waktu.
Umumnya cupping dikenal dengan aktivitas cicip kopi. Biasanya kopi tersaji pada gelas dengan ukuran sama lalu menggunakan sendok untuk mencicip kopi. Lalu lewat aktivitas cicip kopi ini bisa muncul skor atau nilai. Apa iya sesederhana itu? Apakah semua orang dapat memberikan nilai pada kopi?
Yuk kita mengenal apa itu coffee cupping dan apa sih pentingnya melakukan aktivitas cicip kopi buat kamu?
Apa Itu Coffee Cupping?
Coffee Cupping adalah metode atau aktivitas untuk mengobservasi rasa dan aroma pada kopi (wikipedia). Aktivitas ini bisa terkesan mudah, namun juga sedikit lebih rumit.
Untuk melakukan cupping, perlu mengikuti protokol terstandar dari Specialty Coffee Association (SCA). Dengan mengikuti protokol, artinya sampel yangdipersiapkan dengan cara yang sama sehingga bisa melakukan evaluasi dengan baik.
Protokol cupping biasanya meliputi persiapan sampel kopi, kebutuhan alat, jumlah cangkir per sampel, kualitas air, suhu, grind size, rasio, waktu seduh, hingga tata cara mencicip sampelnya. Protokol juga mengatur agar mempersiapkan kopi dengan metode seduh yang paling sederhana yaitu tubruk. Metode ini paling sedikit interpretasi ataupun campur tangan penyeduh dalam proses ekstraksi kopi.
Selain itu, biasanya hasil evaluasi berupa pemberian nilai memerlukan lembar penilaian yang tersedia. Lembar ini dikenal dengan SCA cupping form. Lembar ini yang akan menjadi acuan pemberian nilai bagi kopi dan menentukan grade jika yang memberikan nilai adalah Q grader yang telah sesuai dengan ketentuan.
Siapa Yang Bisa Melakukan Cupping?
Apakah semua orang bisa melakukan cupping? Bisa saja. Namun tidak semua orang bisa memberikan nilai atau skor yang dapat menentukan grade pada kopi sampel dan mempengaruhi harga jualnya.
Hanya seorang profesional yang telah lulus sertifikasi dari CQI (Coffee Quality Institute), disebut Q Grader, yang nilainya mendapat pengakuan dari para pelaku dalam industri kopi. Nilai ini juga akan mempengaruhi harga kopi, karena kopi yang mendapatkan nilai tertentu dapat masuk kategori specialty sehingga akan lebih tinggi harganya dari yang tidak.
Pernah dong dengar atau baca ada kopi yang nilainya 85, atau kopi 90+? Nah, nilai-nilai itu merupakan hasil kerja dari para Q grader tadi. Pelaksanaannya juga tidak bisa asal, karena SCA dan CQI telah memiliki aturan untuk menjamin netralitas dan kualitas hasil penilaian.
Selain dari Q grader, orang-orang ini secara rutin juga melakukan cupping sebagai bentuk kontrol kualitas, yaitu roaster, barista, petani, prosesor, R&D dan green bean buyer. Ada yang melakukannya dengan mengisi lembar cupping dari SCA, ada yang memiliki lembar evaluasi buatan sendiri untuk kebutuhan internal, dan ada juga yang tidak mengisi lembar evaluasi namun hanya berdiskusi saja.
Namun demikian kegiatan ini tidak terbatas oleh kaum profesional, masyarakat umum pencinta kopi juga bisa melakukannya untuk keperluan hobi atau pribadi.
Mengapa Perlu Melakukan Cupping?
Awalnya para pelaku lelang dan trading menggunakan metode ini untuk menentukan kualitas dan konsistensi yang berujung pada harga kopi. Aktivitas yang telah ada sejak abad ke-19 inilah yang, oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA), kemudian distandarkan dan digunakan protokolnya hingga saat ini.
Protokol yang telah terstandarisasi inilah yang kemudian membuat hasil evaluasi kopi dapat menjadi acuan berbagai pihak. Jika yang melakukan evaluasi adalah Q graders, maka mayoritas pelaku industri akan mengikuti hasil tersebut. Namun jika yang melakukan adalah sekelompok non-profesional, hasil tersebut juga bisa menjadi acuan dalam kelompok.
Selain penentuan harga, profesional lain seperti roasters, green bean buyers, barista, QC, roast profilers, petani, dan prosesor juga melakukan aktivitas ini untuk memeriksa kualitas produk.
Para roasters, petani, QC dan prosesor perlu menguji apakah hasil produksi telah sesuai dengan standar yang telah ada. Mereka juga perlu mengetahui bahwa produk tersebut tidak memiliki cacat sebelum menjualnya kepada pembeli.
Untuk green bean buyers, perlu memastikan bahwa produk yang mereka beli telah sesuai dengan sampel dan kesepakatan yang mereka setujui sebelumnya. Mereka juga perlu mengetahui karakter kopi yang perlu mereka beli agar sesuai dengan keinginan pasar.
Selain profesional, penyeduh rumahan dan pecinta kopi pun perlu melakukannya. Hal ini untuk membantu mengenal kualitas dan karakter kopi sebelum menyeduh. Bisa juga membantu melatih indera pengecap dan penciuman agar semakin mahir dalam mengenali rasa serta aroma dalam kopi.
Semakin sering aktivitas ini kamu lakukan, maka akan semakin mahir dalam mengenali kualitas serta karakter kopi. Ujungnya komunikasi soal citarasa kopi dengan pihak lain dapat berjalan dengan lebih baik.
Leave a reply