Dari Akuntan Menjadi Roaster

0
2513

Taste, aroma, dan balance. Tiga kata yang diucapkan oleh Lidya ketika diminta mendeskripsikan kopi. Memang tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua selalu ada maksud, ketertarikan Lidya terhadap kopi bermula dari kegemarannya menikmati kopi sachet bersama teman-teman di kantor. Tuntutan pekerjaan sebagai seorang akuntan membuatnya berteman dengan caffein bila harus bekerja hingga larut. Rasa penasaran terhadap kopi muncul ketika tak sedikit temannya selalu membawa kopi Indonesia ke luar negeri sebagai salah satu buah tangan. Namun siapa sangka, rasa penasarannya justru membawanya pada profesinya sekarang.

Lidya Japar Halim, perempuan kelahiran Jakarta, 29 Agustus yang akrab dipanggil Lidya merupakan lady roaster di coffee shop miliknya sendiri, 9 Cups Coffee & Roastery. Kecintaan dan rasa penasarannya terhadap kopi membuatnya mendalami apa itu kopi lebih jauh lagi.

“…mulai googling, mencari tahu tentang kopi, hingga ketemu blog pak Toni Wahid (cikopi.com) dari sana banyak belajar, mulai menikmati kopi hitam, mulai cari tau belajar barista di Università del caffè dell’ Indonesia (ILLY), berkenalan dengan banyak orang kopi di beberapa event, hingga mendalami lebih lanjut dengan mengambil kelas barista, kelas roasting, sertifikasi Q Grader dan sertifikasi juri Indonesia coffee event.” Kisahnya kepada ubrukopi.com.

Memutuskan menjadi seorang full time roaster bermula ketika Lidya dihadapkan untuk memilih profesinya sebagai akuntan atau keluarga. Keinginannya memiliki anak serta fleksibilitas dalam mengurus rumah tangga. Beruntungnya Lidya mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya.

Pemegang sertifikasi Q-Grader inipun terus berkomitmen untuk menjaga ketajaman profesinya dengan mengikuti beberapa kelas roasting.

Tantangan Menjadi Roaster

Profesi sebagai roaster bagi perempuan memang masih minoritas, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu yang telah dikaruniai satu anak perempuan ini. Baginya jumlah roaster perempuan masih sedikit dan jarang dikenal.

“Known but unknown lain cerita dengan roaster laki-laki, dan terkadang kami agak sungkan dengan roaster laki-laki.” Ungkapnya lagi.

Tak hanya itu saja, penyuka teknik aeropress dan v60 ini juga menyebutkan bahwa konsistensi merupakan kata yang dekat dengan para roaster.

“Konsistensi. Baik dari sisi hasil roasting serta sourcing green beans-nya untuk menghasilkan kualitas dan rasa yang sama.”

Bicara soal biji kopi dan konsistensi Lidya sendiri punya beberapa biji kopi favorit yang menyenangkan untuk ditaklukan. Natural process beans selalu menarik untuk dia ulik.

“Natural process beans, seperti Sunda Aromanis, Ethiopia Guji. Karena untuk natural beans profilingnya sedikit lebih menantang untuk mengeluarkan rasa dan aroma yang paling optimal.”

Silahkan mampir ke 9 Cups Coffee and Roastery yang sudah berdiri sejak tahun 2014 untuk menikmati beragam biji kopi yang langsung digoreng oleh Lidya, tak lupa rasakan suasana coffee shop berlantai dua yang sangat homey dan rustic ini.

Lidya berharap banyaknya penikmat kopi dari berbagai generasi di Indonesia semoga bukan hanya menjadi trend belaka, kopi Indonesia memiliki rasa yang unik juga khas dan sangat dihargai di luar negeri. Kalau bukan kita orang Indonesia yang melestarikannya siapa lagi?